Judul Buku: Sapiens
Sejarah Ringkas Umat Manusia dari Zaman Batu hingga Perkiraan KepunahannyaJudul Asli: Sapiens: A Brief History of Humankind
Pengarang: Yuval Noah Harari
Penerjemah: Yanto Musthofa
Penerbit:Pustaka Alvabet
Cetakan I: Juli 2017
Tebal: 503 Halaman + x
Harga: Rp. 99.000,-
DISCLAIMER: Buku ini tidak direkomendasikan bagi pembaca yang mengidap alergi pada karya-karya orang Yahudi.
Ini buku terjemahan terbaru saya, karya Yuval Noah Harari, sejarawan, dosen pada Hebrew University of Jerusalem. Ia kelahiran 24 Februari 1976 (ternyata, saya sudah tua ya). Dalam buku setebal 500-an halaman ini, ia mengetengahkan untaian sejarah Homo sapiens sepanjang 70.000 tahun. Ringkas, tapi seru. Seperti pernah saya tulis dalam status di Facebook beberapa waktu lalu, pikiran bagai diaduk-aduk, pemahaman baku terasa dibentur-benturkan, logika-logika dibiarkan berantem sendiri, dan beragam informasi dikemas dalam bahasa yang provokatif.
Harari mengonstruksi paparannya mengikuti tiga tonggak penting sejarah umat manusia yang dia sebut revolusi: Revolusi Kognitif, Revolusi Agrikultur, dan Revolusi Saintifik. Ketiga revolusi itulah, kata dia, yang memengaruhi manusia dan sesama organisma penghuni bumi, sejak berstatus sebagai "binatang tak signifikan", lalu (diduga penyebab) musnahnya binatang-binatang purba, kemunculan bahasa, aksara, uang, ekspansi imperium dan persekutuan abadinya dengan ilmu pengetahuan, sampai (prediksi) punahnya manusia.
Mungkin kening Anda akan berkerut saat membaca bahwa kelangkaan energi adalah sesuatu yang hanya ada dalam teori. Tapi, Harari menyodorkan fakta-fakta bahwa dalam setiap beberapa dekade manusia menemukan sumber energi baru, sehingga jumlah persediaan energi terus bertambah. Isu energi hanyalah salah satu gambaran yang disodorkan Harari tetang bagaimana manusia bertransformasi dari kumpulan makhluk di salah satu sudut Afrika yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan binatang-binatang raksasa, menjadi penguasa planet.
Transformasi itu, dari yang mengagumkan sampai yang mengerikan, mengalir seiring dengan tumbuhnya teknologi. Betapa tidak mengerikan? Demi melayani hasratnya, manusia sudah sampai pada tingkat mengguncang-guncang jagad etis, politis dan ideologis. Bukan hanya kaum agamawan taat yang cemas dengan "upaya perebutan peran Tuhan" melalui rekayasa genetika. Para aktivis pecinta binatang sudah lama meneriakkan penderitaan binatang-binatang dalam lab yang direkayasa dengan pengabaian total hasrat serta kebutuhan binatang-binatang itu. Para aktivis hak-hak azasi manusia pun ngeri dengan potensi rekayasa klon tentara tanpa rasa takut dan pekerja patuh total. Dan, dengan terawangan ilmu sejarahnya, Harari memprediksi revolusi saintifiklah yang akan "mengakhiri sejarah manusia dan memulai sesuatu yang benar-benar berbeda".
Harari lahir dalam keluarga sekular Yahudi yang berleluhur Eropa Timur. Mungkin latar belakang itu membuat Harari leluasa menyajikan berbagai konstruk-konstruk simpulan yang terbebas dari doktrin agama atau keimanan tertentu. Sungguhpun begitu, Harari tetap berusaha dingin dalam menjelaskan tentang agama sebagai bagian penting dalam sejarah evolusi peradaban manusia. Agama, menurut dia, adalah instrumen pemersatu terbesar ketiga bagi manusia, setelah uang dan imperium. Jadi, tak peru baper kalau konstruk-konstruk pemikiran Harari bertentangan dengan keyakinan agama. Tapi, kalau Anda kesengsem dengan kelincahan bahasa bertuturnya, ya... mau bagaimana lagi?